Sumatera Barat

Diposting oleh purnamasari di 22.08

Kamis, 20 Maret 2008

Lambang Sumatera Barat
Tuah Sakato
(Bahasa Minangkabau: Seia Sekata)
Peta lokasi Sumatera Barat:
Koordinat 0°U-102° LS, 98°-102° BT
Dasar hukum
Tanggal penting
Ibu kota Padang
Gubernur Gamawan Fauzi
Wakil: Marlis Rahman

Luas 42.297,30 km2
Perairan 2,59%

Penduduk 4.400.000 (1996)
Kepadatan 104/km2
Kabupaten 12
Kodya/Kota 7
Kecamatan 147
Kelurahan/Desa 877
Suku Suku Minangkabau, Suku Batak Mandailing, Suku Mentawai, Suku Nias, Suku Jawa
Agama Islam (98%), Kristen (1,6%), Hindu (0,0032%), Buddha (0,26%)
Bahasa Bahasa Minangkabau, Bahasa Melayu/ Bahasa Indonesia
Zona waktu WIB
Lagu Daerah Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauah di Mato, Kambanglah Bungo, Minangkabau, Bareh Solok, Tinggalah Kampuang.
Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatra, Indonesia. Provinsi ini adalah provinsi terluas kesebelas di Indonesia.
Kondisi dan sumber daya alam
Geografi
Danau Maninjau, salah satu danau di Sumatera BaratSumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera dengan luas 42.297,30 km² . Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km.

Danau yang berada di Sumatera Barat adalah Maninjau (99,5 km²), Singkarak (130,1 km²), Diatas (31,5 km²), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km²), Talang (5,0 km²)

Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi.

Sungai-sungai yang bermuara di pantai barat pendek-pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.

Gunung-gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m), Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talakmau (2.912 m), Talang (2.572 m).

Keanekaragaman hayati
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan alami dan dilindungi.

Dalam hutan tropis di Sumatera Barat dapat dijumpai berbagai spesies langka, misalnya: Rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), Harimau Sumatra, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.

Terdapat dua Taman Nasional di provinsi ini: Taman Nasional Siberut yang terdapat di Pulau Siberut (Kabupaten Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman Nasional terakhir ini wilayahnya membentang di empat provinsi: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.

Selain kedua Taman Nasional tersebut masih ada beberapa cagar alam lainnya, yaitu Cagar Alam Rimbo Panti, Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Batang Palupuh, Cagar Alam Lembah Harau, Taman Raya Bung Hatta, dan Cagar Alam Beringin Sakti.
Sumber daya alam
Batubara, Batu besi, Batu galena, Timah hitam, Seng, Manganase, Emas, Batu kapur (Semen), Kelapa sawit, Perikanan, Kakao.
Sosial
* Suku
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Suku Minangkabau awalnya berasal dari dua suku (klan) utama yaitu Koto Piliang yang didirikan Datuak Katumanggungan dan Bodi Chaniago yang dirikan Datuak Parpatiah nan Sabatang. Suku Koto Piliang memakai sistem aristokrasi yang dikenal dengan istilah Titiak Dari Ateh (titik dari atas) ala istana Pagaruyung sedangkan Bodi Chaniago lebih bersifat demokrasi yang dikenal dengan istilah Mambasuik Dari Bumi (muncul dari bumi).

Sekarang ini seiring perkembangan zaman, suku-suku tersebut juga berkembang menjadi beberapa suku baru. Di antaranya Tanjuang, Chaniago, Koto, Piliang, Guci, Simabur, Sikumbang, Jambak, Malayu.

Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku Batak Mandailing, seperti marga Lubis dan Nasution. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan Mentawai.
* Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman yang berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga Bahasa Batak dialek Mandailing, yang biasanya digunakan suku Batak Mandailing. Sementara itu di daerah Mentawai yang berupa kepulauan dan terletak beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatra Barat, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Mentawai.
* Agama
Mayoritas penduduk Sumatra Barat beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen di Kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha yang pada umumnya adalah para pendatang.
* Pendidikan
Perguruan Tinggi di Sumatra Barat:

Universitas Negeri Padang
Universitas Andalas
Universitas Bung Hatta
Universitas Baiturrahmah
Universitas Putra Indonesia
Universitas Ekasakti
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Institut Teknologi Padang
STSI Padang Panjang
STMIK Indonesia
STMIK Jayanusa
STBA Prayoga
STIE"KBP" Padang
STIE Dharma Andalas
AKBP Padang
ABA Alaska
Akademi Teknologi Industri Padang
*Permasalahan sosial
Pengangguran, remaja putus sekolah, serta anak jalanan merupakan permasalahan sosial yang umum dihadapi oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Walaupun untuk propinsi Sumatra Barat tingkat pengangguran, anak jalanan dan remaja putus sekolah relatif lebih sedikit.
*Pemerintahan
Daerah Tingkat II
Kabupaten Agam
Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Lima Puluh Kota
Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kabupaten Padang Pariaman
Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat
Kabupaten Pesisir Selatan
Kabupaten Sawahlunto Sijunjung
Kabupaten Solok
Kabupaten Solok Selatan
Kabupaten Tanah Datar
Kota Bukittinggi
Kota Padang
Kota Padang Panjang
Kota Pariaman
Kota Payakumbuh
Kota Sawahlunto
Kota Solok
*Pemerintahan nagari
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nagari
Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat adalah nagari, yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, status Nagari dihilangkan, dan jorong-jorong ditingkatkan statusnya menjadi desa. Kedudukan Wali Nagari dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan oleh para Kepala Desa.

Dengan berlakunya Otonomi Daerah pada tahun 2001, istilah selain "Nagari" beserta keistimewaannya kembali digunakan di Sumatera Barat.

Nagari dipimpin oleh seorang Wali Nagari, dan dalam menjalankan pemerintahannya, Wali Nagari dibantu oleh beberapa orang Kepala Jorong. Wali Nagari dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis. Biasanya yang dipilih menjadi wali nagari adalah orang yang dianggap paling menguasai tentang semua aspek kehidupan dalam budaya Minangkabau, sehingga wali nagari tersebut mampu menjawab semua persoalan yang dihadapi anak nagari.

Dalam sebuah Nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari, yakni lembaga yang beranggotakan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri dari Alim Ulama, Cadiak Pandai (kaum intelektual) dan Niniak Mamak para pemimpin suku dalam suatu Nagari. Keputusan keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara Wali Nagari dan Tungku Tigo Sajarangan di Balai Adat atau Balairung Sari Nagari.
*Perekonomian
1.Tenaga kerja
Sebagaimana di daerah lainnya di Indonesia, penganggura masih merupakan masalah yang masih belum teratasi. Pada tahun 2006, pengangguran terbuka di Sumbar mencapai 48% atau sekitar 853.123 orang.[1][2] Tingginya angka tersebut akibat rendahnya penyerapan tenaga kerja pada hampir semua sektor pembangunan di Sumbar.[2]
a.Pertanian & Perkebunan
23,57%
b.Hutan & Ikan
c.Industri
12,29%
d.Jasa
16,82%
*Energi dan Mineral
Pada masa ini sudah ditemukan sumber mineral seperti biji besi, timah hitam, mangan berkualitas ekspor, di antaranya berada di Solok Selatan, Dharmas Raya dan Surian (Pantai Cermin Solok).
*Transportasi
Transportasi udara dari dan ke Sumatra Barat saat ini melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) dengan kode singkatan internasional MIA. Bandar Udara kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini berada di kabupaten Padang Pariaman, lebih kurang 20 km dari pusat kota Padang. Bandar Udara ini mulai aktif beroperasi pada akhir tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.

Transportasi darat untuk angkutan umum dari dan ke Sumatra Barat berpusat di Terminal Regional Air Pacah, Padang. Terminal ini melayani kendaraan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP). Distribusi jalur antar kota dalam provinsi dari Terminal Regional Air Pacah akan berakhir di wilayah tingkat II yaitu terminal angkutan umum tiap kotamadya atau kabupaten di Sumatra Barat.

Transportasi laut dari dan ke Sumatra Barat berpusat di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

Transportasi sungai dari dan ke Sumatra Barat berpusat di Pelabuhan Muara, Padang. Pelabuhan Muara antara lain melayani transportasi menuju Kepulauan Mentawai menggunakan kapal cepat (feri atau speed boat). Pelabuhan ini juga menjadi tempat bersandar nya kapal-kapal pesiar (yacht).


1.Komunikasi

2.Ekspor & Impor

3.Keuangan & Perbankan

4.Pariwisata, Seni dan Budaya

Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang
Jembatan akar, objek turis yang potensial untuk dipopulerkan
*Pariwisata
Di propinsi ini bisa kita temui hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung dan ngarai, selain objek wisata budaya. Akomodasi hotel sudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour & travel di bawah keanggotaan ASITA Sumatera Barat sudah lebih dari 100 buah. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.

Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan ialah :

Danau Maninjau
Danau Singkarak
Danau Diatas dan Dibawah
Lembah Anai, Padang Panjang
Panorama Ngarai Sianok, Bukittinggi
Benteng Fort de Kock, Bukittinggi
Jam Gadang, Bukittinggi
Pantai Air Manis, Padang
Pantai Muaro, Padang
Pantai Caroline, Padang
Istana Pagarruyung, Batusangkar
Harau, Payakumbuh
Gunuang Merah Putih, Sulit Air
*Musik
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, dan gandang tabuik.

Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.

Industri musik di Sumatra Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatra Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang.

Elly Kasim, Tiar Ramon dan Yan Juned adalah penyanyi daerah Sumatra Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini.

Diantara perusahaan rekaman yang mengembangkan musik Sumatra Barat adalah Minang Record yang terletak di kota Bukittinggi.

Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatra Barat antara lain: - Minang Record (Bukittinggi) - Tanama Record (Padang) - Gita Virma Record (Bukittinggi) - Planet Record (Padang) - Pitunang Record (Padang) - Sinar Padang Record (Padang) - Caroline Record (Padang)

Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatra Barat bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).
*Tarian
Tari tradisi bersifat klasik yang berasal dari Sumatera Barat yang ditarikan oleh kaum pria dan wanita umumnya memiliki gerakan aktif dinamis namun tetap berada dalam alur dan tatanan yang khas. Kekhasan ini terletak pada prinsip tari Minangkabau yang belajar kepada alam, oleh karena itu dinamisme gerakan tari-tari tradisi Minang selalu merupakan perlambang dari unsur alam. Pengaruh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi Minangkabau.

Macam-macam tari tradisional dari Sumatra Barat meliputi: 1. Tari Piring 2. Tari Payung 3. Tari Randai 4. Tari Pasambahan 5. Tari Indang

Seni tari tradisional Pencak Silat dari Minangkabau merupakan penggabungan dari gerakan tari dan seni beladiri khas Minang. Pencak Silat di Minangkabau memiliki beberapa aliran, diantara nya aliran Harimau Kumango.Tarian ini biasanya sudah diajarkan kepada kaum pria di Minangkabau semenjak kecil hingga menginjak usia akil baligh (periode usia 6 hingga 12 tahun) untuk dijadikan bekal merantau. Saat ini seni tari pencak silat sudah mendunia dengan terbentuknya federasi pencak silat sedunia IPSF (International Pencak Silat Federation).
*Rumah Adat
Rumah adat Sumatra Barat disebut Rumah Gadang. Rumah adat asli setiap tiangnya tidaklah tegak lurus atau horizontal tapi mempunyai kemiringan. Ini disebabkan oleh orang dahulu yang datang dari laut hanya tahu bagai mana membuat kapal. Rancangan kapal inilah yang ditiru dalam membuat rumah. Rumah adat jugat tidak memakai paku tapi memakai pasak kayu. Ini disebabkan daerah Sumatera Barat rawan terhadap gempa, baik vulkanik maupun tektonik. Jika dipasak dengan kayu setiap ada gempa akan semakin kuat mengikatnya. [rujukan?]
*Senjata Tradisional
Senjata tradisional Sumatra Barat adalah Keris. Keris biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai bagi mempelai pria. Berbagai jenis tombak, pedang panjang, sumpit juga dipakai oleh raja-raja Minangkabau dalam menjaga diri mereka.
*Makanan
Dalam dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang. Masakan Padang yang terkenal dengan citarasa yang pedas dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, dan dapat ditemukan juga di luar negeri.

Beberapa contoh makanan dari Sumatra Barat yang sangat populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Ayam Pop, Soto Padang, dan Bubur Kampiun

Selain itu, Sumatra Barat juga memiliki ratusan resep, seperti Galamai, Wajik, Kipang Kacang, Bareh Randang, Dakak-dakak, Rakik Maco, Karupuak Balado dan Karupuak Sanjai. Makanan ciri khas masing-masing kota dan kabupaten di Sumatra Barat untuk dijadikan buah tangan (oleh-oleh) adalah: Kota Padang terkenal dengan bengkuang dan karupuak balado, Kota Padang Panjang terkenal dengan satenya, Kota Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Kota Payakumbuh dengan galamai dan bareh rendang, Kabupaten Agam terkenal dengan palai rinuak dan pensi, Kabupaten Pesisir Selatan dengan rakik maco, Kabupaten Tanah Datar dengan lamang Limo Kaum dan dakak-dakak simabua-nya.
*Literatur
Literatur sejarah mengenai Sumatra Barat dan kebudayaan Minangkabau secara umum dapat dijumpai antara lain di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata Perkampungan Minangkabau (Minangkabau Village), kota Padang Panjang, Sumatra Barat.

Di PDIKM banyak tersimpan informasi sejarah masyarakat Minangkabau khususnya semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an berupa dokumentasi foto mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci.

Literatur asing mengenai Sumatra Barat dan Minangkabau juga akan banyak didapatkan di Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) Leiden, Belanda.
*Sejarah Sumatra Barat (Minangkabau)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Sumatera Barat
Sumatera Barat pada masa lalu merupakan inti dari Kerajaan Pagaruyung. Dalam adminisitrasi kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust yang juga mencakup daerah Tapanuli. Sejak 1906 wilayah Tapanuli dipisahkan menjadi Residentie Tapanuli. Sedangkan wilayah Kerinci kemudian digabungkan ke dalam Sumatra's Westkust.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Medan. Provinsi Sumatera kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat merupakan residensi didalam provinsi Sumatera Tengah beserta residensi Riau dan Jambi.

Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 tahun 1957, Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan dalam provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Pada awalnya ibukota provinsi baru ini adalah Bukittinggi, namun kemudian dipindahkan ke Padang.

0 komentar: