1. physical layer. Lapisan terbawah berupa perangkat keras saluran komunikasi yang digunakan. Perangkat ini dapat berupa saluran telepon, pesawat radio komunikasi, perangkat modem dan komputer.
2. link layer protocol. Protokol komunikasi yang mengatur komunikasi antara dua komputer. Secara sederhana, protokol ini hanya mengatur pengiriman data antara dua komputer melalui physical layer yang ada.
3. network layer protocol. Protokol ini mengontrol hubungan antar komputer dalam jaringan yang mengkaitkan banyak komputer. Sebagai contoh pencarian route hubungan antara satu komputer dengan komputer yang lain dibantu oleh protokol ini.
4. transport layer protocol. Protokol ini menjaga keandalan pengiriman data dari satu komputer ke komputer yang lain dalam jaringan komputer.
5. session layer. Dilakukan oleh operating system komputer.
6. presentation layer. Dilakukan oleh operating system komputer.
7. application layer. Program aplikasi yang dijalankan oleh pemakai, seperti surat elektronis, telnet, file transfer protocol (ftp) dan banyak lagi.
Walaupun secara teoritis ada 7 lapisan protokol, pada kenyataannya tidak selalu semua lapisan digunakan oleh jaringan. Sebagai contoh di jaringan InterNet, yang digunakan oleh sebagian besar dari kita di Perguruan Tinggi luar negeri, cukup menggunakan 5 lapisan dari ketujuh lapisan yang ada. 2 lapisan lainnya, session layer dan presentation layer, dilakukan oleh operating system komputer yang digunakan. Pada beberapa teknik jaringan komputer yang sangat sederhana lapisan‑lapisan protokol yang rumit umumnya tidak digunakan, dan program aplikasi (lapisan 7) langsung ditumpangkan pada lapisan fisik (lapisan 1). Pada bagian selanjutnya akan dibahas secara garis besar alternatif jaringan komputer yang ada mengacu pada lapisan protokol yang digunakan.
ALTERNATIF JARINGAN KOMPUTER YANG ADA.
Pada sub bagian ini, beberapa alternatif jaringan komputer yang ada di Indonesia akan di bahas. Kami akan mencoba mengacu pada konsep 7 lapisan protokol di atas. Sebagai acuan tambahan, kami akan menggunakan jaringan InterNet dan jaringan UUCP. Penulis mencoba membandingkan beberapa jenis jaringan komputer yang saat ini beroperasi di Indonesia, yang meliputi UNINET (dikelola oleh PUSILKOM-UI); SKDP (dikelola oleh PERUMTEL & INDOSAT); PAKSATNET (pernah dikembangkan oleh PT. INTI); FidoNet (BBS yang dikelola para hobby computer) dan AMPRNet (yang dijalankan oleh operator amatir radio). Perbandingan berbagai jaringan komputer yang ada di Indonesia terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Berbagai Jaringan Komputer.
Nama Jaringan | Physical Layer | Protokol | Servis |
InterNet | telepon PSN LAN [13] | TCP/IP dll. | SMTP (e-mail) telnet ftp NNTP SNMP dll. |
UUCP | telepon | UUCP | e-mail News |
UNINET | telepon SKDP | UUCP | e-mail |
SKDP | SKDP | CCITT X.25 | hubungan antar terminal. |
PAKSATNET | radio satelit | CCITT X.25 | hubungan antar terminal. |
FidoNet (BBS) | telepon | FidoNet | e-mail file transfer |
AMPRNet (amatir radio) | radio | AX.25 [8] TCP/IP (dll) [11] X.75/X.224 | SMTP (e-mail) telnet ftp NNTP SNMP dll. |
Hanya jaringan InterNet yang mampu bekerja secara transparant tanpa memperdulikan jenis perangkat keras dan saluran komunikasi yang digunakan. Di samping itu, hanya InterNet yang mampu menyediakan fasilitas yang cukup banyak bagi para pemakai. Pada tingkat yang sama AMPRNet milik amatir radio juga menyamai tingkat kompletisitas dari InterNet. Jelas bahwa jaringan InterNet (dimana warung c1exsun@watshine.uwaterloo.ca berada) merupakan contoh nyata sebuah jaringan komputer yang telah dewasa; mempunyai banyak fasilitas dan andal dalam operasinya.
Mungkin menarik untuk dibandingkan bahwa ternyata teknologi jaringan komputer yang beroperasi di Indonesia menggunakan teknologi yang tidak terlalu canggih. Fasilitas yang digunakan umumnya terbatas pada e-mail dan News bahkan sebagian (SKDP dan PAKSATNET) hanya berfungsi sebagai sarana penghubung antara terminal dengan komputer pusat.
Berpegang pada perbandingan kemampuan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa secara jangka panjang sebaiknya kita mengadopsi jaringan komputer semacam InterNet atau AMPRnet. Lebih lanjut, AMPRnet menggunakan saluran radio yang murah, sedangkan Internet menggunakan saluran kabel atau fiber optics yang bisa sangat mahal untuk jaringan yang luas. Juga, penggunaan saluran radio membuka pintu pada keuntungan‑keuntungan tambahan seperti pemancaran (broadcasting) dam portabilitas/mobilitas. Sebagai perbandingan tambahan, biaya koneksi SKDP milik PERUMTEL (1200 baud) saat ini sekitar Rp. 50.000-Rp.80.000 perbulan ditambah biaya pengiriman data. Jika kita bandingkan dengan biaya perlengkapan radio VHF yang secara total akan berkisar sekitar Rp. 500.000. Jadi dengan mengadopsi teknologi yang digunakan di AMPRNet (milik amatir radio), Indonesia dapat mengembangkan jaringan komputer dengan biaya operasi rendah tetapi mempunyai kemampuan yang cukup tinggi. Untuk menjamin reliabilitas pengiriman data sebaiknya digunakan frekuensi pada band VHF / UHF yang mempunyai kemampuan lebih baik daripada SW (HF). Tentunya masih banyak pertanyaan yang perlu kita jawab, seperti apakah kita memang perlu jaringan komputer dengan kompleksitas demikian tinggi? Sejauhmana kita mampu menyebarkan pengetahuan tentang teknik jaringan komputer dan mengembangkan sumber daya manusia yang mampu menangani dan memakai teknologi canggih ini? Langkah apa yang terbaik untuk mencapai itu semua? dan tentunya masih banyak lagi. Mudah-mudahan diskusi yang berlangsung dapat menjawab sebagian pertanyaan yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar